Pengertian data

Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar menarik suatu kesimpulan. Tidak semua angka dapat disebut data statistik. Angka dapat disebut data statistik apabila dapat menunjukkan suatu ciri dari suatu penelitian yang bersifat agregatif, serta mencerminkan suatu kegiatan lapangan tertentu.

Klasifikasi, Jenis dan Macam Data – Pembagian Data Dalam Ilmu Eksak Sains Statistik / Statistika

A. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya

1. Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.

B. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data

1. Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.
2. Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.

C. Klasifikasi Dara Berdasarkan Jenis Datanya

1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain-lain.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna. Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat dan lain-lain.

D. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data

1. Data Diskrit
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.
2. Data Kontinyu
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.

E. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya

1. Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
2. Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dll.

Syarat data yag baik

Syarat data yang baik adalah :
(a) Data harus objektif ( sesuai dengan keadaan sebenarnya),
(b) Data harus representative,
(c) Data harus up to date, dan
(d) Data harus relevan dengan masalah yang akan dipecahkan.

Pengertian Variabel

Secara umum, variabel dibagi atas 2 (dua) jenis, yaitu variabel kontinu (continous variabel) dan variabel deskrit (descrete variabel).

  • Variabel kontinu merupakan variabel yang dapat ditentukan nilainya dalam jarak jangkau tertentu dengan desimal yang tidak terbatas.
  • Variabel diskrit adalah konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau desimal di belakang koma.

Variabel dapat juga dibagi sebagai variabel dependen dan variabel bebas. Apabila ada hubungan antara dua variabel, misalnya antara variabel Y dan variabel X, dan jika variabel Y disebabkan oleh variabel X, maka variabel Y adalah variabel dependen dan variabel X adalah variabel bebas.

Variabel dapat dilihat sebagai variabel aktif dan variabel atribut.

  • Variabel aktif adalah variabel yang dimanipulasikan oleh peneliti.
  • Variabel atribut merupakan variabel-variabel yang tidak dapat dimanipulasikan atau sukar dimanipulasi. Variabel-variabel atribut umumnya merupakan karakteristik manusia seperti; inteligensia, jenis kelamin, status sosial, pendidikan, sikap, dan sebagainya.

Skala Pengukuran

Skala merupakan hasil pengukuran yang terdiri atas beberapa jenis skala yang bervariasi. Pengukuran adalah pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu. Tiga buah kata kunci yang diperlukan dalam memberikan definisi terhadap konsep pengukuran. Kata-kata kunci tersebut adalah angka, penetapan, dan aturan. Pengukuran yang baik, harus mempunyai sifat isomorphism dengan realita. Prinsip isomorphism, artinya terdapat kesamaan yang dekat antara realitas sosial yang diteliti dengan ”nilai” yang diperoleh dari pengukuran. Oleh karena itu, suatu instrumen pengukur dipandang baik apabila hasilnya dapat merefleksikan secara tepat realitas dari fenomena yang hendak diukur.

Ada empat skala pengukuran data, yaitu: nominal, ordinal, interval, dan rasio.

Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran sebelumnya ditambah dengan satu sifat lain, yaitu ukuran ini memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Ukuran rasio mempunyai titik nol, karena itu interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol. Karena ada titik nol tersebut, maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur.

Data rasio adalah tingkatan data yang paling tinggi. Data rasio memiliki jarak antar nilai yang pasti dan memiliki nilai nol mutlak yang tidak dimiliki oleh jenis-jenis data lainnya. Contoh dari data rasio diantaranya: berat badan, panjang benda, jumlah satuan benda. Jika kita memiliki 10 bola maka ada perwujudan 10 bola itu, dan ketika ada seseorang memiliki 0 bola maka seseorang tersebut tidak memiliki bola satupun. Data rasio dapat digunakan dalam komputasi matematik, misalnya A memiliki 10 bola dan B memiliki 8 bola, makaA memiliki 2 bola (10-8) lebih banyak dari B.

Ukuran interval adalah mengurutkan orang atau objek berdasarkan suatu atribut. Selain itu, juga memberikan informasi tentang interval antara satu orang atau objek dengan orang atau objek lainnya. Interval atau jarak yang sama pada skala interval dipandang sebagai mewakili interval atau jarak yang sama pula pada objek yang diukur

Data interval mempunyai tingkatan lebih rendah dari data rasio. Data rasio memiliki jarak data yang pasti namun tidak memiliki nilai nol mutlak. Contoh dari data interval ialah hasil dari nilai ujian matematika. Jika A mendapat nilai 10 dan B mendapat nilai 8, maka dipastikanA mempunyai 2 nilai lebih banyak dari B. Namun tidak ada nilai nol mutlak, maksudnya bila C mendapat nilai 0, tidak berarti bahwa kemampuanC dalam pelajaran matematika adalah nol atau kosong.

Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan mengandung pengertian tingkatan. Ukuran nominal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah ke yang tertinggi atau sebaliknya.

Data ordinal pada dasarnya adalah hasil dari kuantifikasi data kualitatif. Contoh dari data ordinal yaitu penskalaan sikap individu. Penskalaan sikap individu terhadap sesuatu bisa diwujudkan dalam bermacam bentuk, diantaranya yaitu: dari sikap Sangat Setuju (5), Setuju (4), Netral (3), Tidak Setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju (1). Pada tingkatan ordinal ini data yang ada tidak mempunyai jarak data yang pasti , misalnya: Sangat Setuju (5) dan Setuju (4) tidak diketahui pasti jarak antar nilainya karena jarak antara Sangat Setuju (5) dan Setuju (4) bukan 1 satuan (5-4).

Ukuran nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa.

Data nominal adalah tingkatan data paling rendah menurut tingkat pengukurannya. Data nominal ini pada satu individu tidak mempunyai variasi sama sekali, jadi 1 individu hanya punya 1 bentuk data. Contoh data nominal diantaranya yaitu: jenis kelamin, tempat tinggal, tahun lahir dll. Setiap individu hanya akan mempunyai 1 data jenis kelamin, laki-laki atau perempuan. Data jenis kelamin ini nantinya akan diberi label dalam pengolahannya,misalnya perempuan =1, laki-laki=2.

Ada lagi jenis data yang sering disebutkan dalam statistik yaitu data parametric dan non-parametric, pembagian parametric dan non-parametric dipengaruhi oleh karakteristik empirik dari data tersebut. Pengetahuan tentang batasan data parametric dan nonparametric ini sangat penting karena pada proses analisis memang dibedakan untuk masing-masing jenis data tersebut. Suatu data disebut sebagai data parametric bila memenuhi kriteria sbb (Field, 2000):

1. Normally distributed data. Data yang mempunyai distribusi normal adalah data yang dapat mewakili populasi yang diteliti. Secara kasat mata kita bias melihat histogram dari data yang dimaksud, apakah membentuk kurva normal atau tidak. Tentu saja cara ini sangat subyektif. Cara lainnya yaitu dengan melakukan uji normalitas pada data yang dimaksud –caranya akan dijelaskan lebih lanjut.

2. Homogenity of variance. Variansi dari data yang dimaksud harus stabil tidak berubah atau homogen. Ada banyak tes yang bisa dilakukan untuk mengetahui homogenity of variance, bahkan untuk untuk jenis -jenis analisis tertentu SPSS secara otomatis menyertakan hasil tes ini.

3. Interval data. Data yang dimaksud minimal merupakan data interval.

4. Independence. Data yang diperoleh merupakan data dari tiap individu yang independen, maksudnya respon dari 1 individu tidak mempengaruhi atau dipengaruhi respon individu lainnya.

Pengertian Statistik

Statistik dalam arti sempit adalah mendeskripsikan atau menggambarkan mengenai data yang disajikan dalam bentuk
(1) Tabel dan diagram,
(2) pengukuran tendensi sentral (rata-rata hitung, rata-rata ukur, dan     rata-rata harmonik),
(3) pengukuran penempatan (median, kuartil, desil, dan persentil),
(4) Pengukuran penyimpanan (range, rentangan antar kuartil, rentangan semi antar kuartil, simpangan rata-rata, simpangan baku, variasi, koefisien variansi dan angka baku), dan
(5) Angka indeks.
Sedangkan Statistika dalam arti luas merupakan suatu metode atau ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data yang ada. Statistik dalam arti luas adalah suatu alat untuk mengumpulkan data, mengolah data, menarik kesimpulan, membuat tindakan berdasarkan analisis data yang dikumpulkan atau statistika yang digunakan menganalisis data sampel dan hasilnya dimanfaatkan untuk generalisasi pada populasi.

Dari kesimpulan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan/analisis, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data yang berbentuk angka-angka. Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam (misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri). Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum), serta jajak cepat (perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan buatan.

Sejarah

Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin moderen statisticum collegium (“dewan negara”) dan bahasa Italia statista (“negarawan” atau “politikus”). Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai “ilmu tentang negara (state)”.
Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi “ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data”. Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-bidang dalam matematika, terutama probabilitas. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil).
Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.Meskipun banyak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika,tetapi orang lebih banyak menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya

Beberapa Tokoh Kontributor Statistika

Johann Carl Friedrich Gauss (Gauß) (30 April 1777 – 23 Februari 1855) adalah matematikawan, astronom, dan fisikawan Jerman legendaris yang memberikan beragam kontribusi; ia dipandang sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa selain Archimedes dan Isaac Newton. Dilahirkan di Braunschweig, Jerman, saat umurnya belum genap 3 tahun, ia telah mampu mengoreksi kesalahan daftar gaji tukang batu ayahnya. Menurut sebuah cerita, pada umur 10 tahun, ia membuat gurunya terkagum-kagum dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah suatu deret aritmatika berupa penghitungan deret 1+2+3+…+100. Meski cerita ini hampir sepenuhnya benar, soal yang diberikan gurunya sebenarnya lebih sulit dari itu. Gauss adalah ilmuwan dalam berbagai bidang: matematika, fisika, dan astronomi. Bidang analisis dan geometri menyumbang banyak sekali sumbangan-sumbangan pikiran Gauss dalam matematika. Kalkulus (termasuk limit) ialah salah satu bidang analisis yang juga menarik perhatiannya. Gauss meninggal dunia di Göttingen.

Blaise Pascal (1623-1662) berasal dari Perancis. Minat utamanya ialah filsafat dan agama, sedangkan hobinya yang lain adalah matematika dan geometri proyektif. Bersama dengan Pierre de Fermat menemukan teori tentang probabilitas. Pada awalnya minat riset dari Pascal lebih banyak pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan, di mana dia telah berhasil menciptakan mesin penghitung yang dikenal pertama kali. Mesin itu hanya dapat menghitung.

Karl Pearson (27 Maret 1857 – 27 April 1936) adalah kontributor utama perkembangan awal statistika hingga sebagai disiplin ilmu tersendiri. Ia mendirikan Departemen Statistika Terapan di University College London pada tahun 1911; yang mana merupakan jurusan statistika pertama kali untuk tingkat universitas di dunia. Pearson menikah dengan Maria Sharpe pada tahun 1890, dan membuahkan 3 anak. Puteranya Egon Sharpe Pearson, menjadi penggantinya sebagai Ketua Departemen Statistika Terapan di University College.

Sir Ronald Aylmer Fisher, FRS (17 Februari 1890 – 29 Juli 1962) ahli statistik, evolusi biologi, dan genetika Inggris. Richard Dawkins menyebutnya “Pengganti Darwin terbesar”, dan ahli sejarah statistik Anders Hald menyebutkan “Fisher adalah seorang jenius yang dengan sendirian menciptakan dasar-dasar ilmu statistik modern”.

Sir Isaac Newton, (4 Januari 1643 – 31 Maret 1727; KJ: 25 Desember 1642 – 20 Maret 1727) adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi dan juga ahli kimia yang berasal dari Inggris. Beliau merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika modern. Dengan berbagai hasil karya ilmiah yang dicapainya, Newton menulis sebuah buku Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, dimana pada buku tersebut dideskripsikan mengenai teori gravitasi secara umum, berdasarkan hukum gerak yang ditemukannya, dimana benda akan tertarik ke bawah karena gaya gravitasi. Bekerja sama dengan Gottfried Leibniz, Newton mengembangkan teori kalkulus. Newton merupakan orang pertama yang menjelaskan tentang teori gerak dan berperan penting dalam merumuskan gerakan melingkar dari hukum Kepler, dimana Newton memperluas hukum tersebut dengan beranggapan bahwa suatu orbit gerakan melingkar tidak harus selalu berbentuk lingkaran sempurna (seperti elipse, hiperbola dan parabola). Newton menemukan spektrum warna ketika melakukan percobaan dengan melewati sinar putih pada sebuah prisma, dia juga percaya bahwa sinar merupakan kumpulan dari partikel-partikel. Newton juga mengembangkan hukum tentang pendinginan yang di dapatkan dari teori binomial, dan menemukan sebuah prinsip momentum dan angular momentum.

Florence Nightingale (12 Mei 1820-13 Agustus 1910) adalah pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa Inggris The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia. Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada pemerhatian teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetil menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.

Konsep Dasar

Dalam mengaplikasikan statistika terhadap permasalahan sains, industri, atau sosial, pertama-tama dimulai dari mempelajari populasi. Makna populasi dalam statistika dapat berarti populasi benda hidup, benda mati, ataupun benda abstrak. Populasi juga dapat berupa pengukuran sebuah proses dalam waktu yang berbeda-beda, yakni dikenal dengan istilah deret waktu.
Melakukan pendataan (pengumpulan data) seluruh populasi dinamakan sensus. Sebuah sensus tentu memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Untuk itu, dalam statistika seringkali dilakukan pengambilan sample (sampling), yakni sebagian kecil dari populasi, yang dapat mewakili seluruh populasi. Analisis data dari sampel nantinya digunakan untuk menggeneralisasikan seluruh populasi. Jika sampel yang diambil cukup representatif, inferensial (pengambilan keputusan) dan simpulan yang dibuat dari sampel dapat digunakan untuk menggambarkan populasi secara keseluruhan. Metode statistika tentang bagaimana cara mengambil sample yang tepat dinamakan teknik sampling.
Analisis statistik banyak menggunakan probabilitas sebagai konsep dasarnya. Sedangkan matematika statistika merupakan cabang dari matematika terapan yang menggunakan teori probabilitas dan analisis matematis untuk mendapatkan dasar-dasar teori statistika.

Statistik perlu diketahui dan dipelajari karena statistik berperan sebagai alat bantu dalam hal-hal berikut ini :

1. Menjelaskan hubungan antara variabel-variabel
2. Membuat rencana dan ramalan
3. Mengatasi berbagai perubahan
4. Membuat keputusan yang lebih baik

Statistik dapat berfungsi sebagai :

1. Bank data untuk menyediakan data untuk diolah dan diinterpretasikan agar dapat digunakan untuk menerangkan keadaan yang perlu diketahui atau diungkap.
2. Alat quality control untuk membantu standarisasi dan seklaigus sebagai alat pengawasan
3. Alat analisis, merupakan suatu metode penganalisaan data
4. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, sebagai dasar penetapan kebijakan dan langkah lebih lanjut untuk mempertahankan, mengembangkan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.

Berdasarkan atas cara pengolahan datanya, statistika dapat dibagi atas dua bagian :

Statistik deskriptif atau perian.

Statistika deskriptif merupakan bagian dari statistika yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu keadaan, gejala, atau persoalan. Statistik deskriptif mencakup hal berikut :
Distribusi frekuensi beserta bagian-bagiannya seperti :
·    Grafik distribusi (histogram, poligon frekuensi, dan ogive)
·    Ukuran nilai pusat (rata-rata, median, modus, kuartil, dan sebagainya)
·    Ukuran dispersi (jangkauan, simpangan rata-rata, variasi, simpangan baku, dan sebagainya)
·    Kemencengan dan keruncingan kurva
2. Angka indeks
3. Time series/deret waktu
4. Korelasi dan regresi sederhana

Statistik Inferensial atau induktif

Statistik inferensial adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk mengkaji, menaksir dan mengambil kesimpulan sebagian data (data sampel) yang dipilih secara acak dari seluruh data yang menjadi subyek kajian (populasi). Statistik inferensial berfungsi meramalkan dan mengontrol keadaan atau kejadian. Contoh pernyataan yang termasuk dalam cakupan statistik infernsial ; akibat penurunan produksi minyak dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang. Berdasarkan ruang lingkup bahasannya, maka statistik inferensial mencakup :
(1) probabilitas atau teori kemungkinan,
(2) distribusi teoretis,
(3) sampling dan sampling distribusi,
(4) pendugaan populasi atau teori populasi,
(5) uji hipotesis rerata,
(6) analisis korelasi dan uji signifikansi,
(7) analisis regresi untuk peramalan,
(8) analisis varians,
(9) analisis kovarians.

Berdasar atas bentuk parameternya, statistik dapat dibagi atas dua bagian yaitu :

a) statistik parametrik merupakan bagian statistik yang parameter populasinya mengikuti suatu distribusi tertentu, seperti distribusi normal dan memiliki varians yang homogen.
b) statistik non parametrik merupakan bagian statistik yang parameter populasinya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas dari persyaratan dan variansnya tidak perlu homogen.

Korelasi Statistik dengan Administrasi Negara

Sejak dulu statistik sudah digunakan untuk menggambarkan keadaan dan menyelesaikan persoalan negara seperti pencatatan banyaknya pegawai, pemungutan suara, perhitungan banyaknya penduduk, pembayaran pajak, gaji pegawai, dan lain sebagainya. Dilihat dari sisi pandang berbeda, hal-hal tersebut berhubungan erat dengan ilmu administrasi negara. Dengan kata lain, statistik membantu atau bahkan memudahkan kegiatan administrasi negara yang berhubungan dengan angka-angka.

MASALAH PENELITIAN


  1. PENGERTIAN

Langkah pertama dalam suatu penelitian adalah mengajukan masalah. Masalah penelitian adalah masalah yang akan menjadi obyek penelitian. Masalah penelitian akan dipelajari, dikaji dipecahkan atau diselesaikan, lalau dubuat kesimpulannya sesuai dengan konteks permasalah oleh peneliti melalui penelitian.Masalah adalah kesenjangan suatu yang diharapkan dengan suatu kenyataan (Husaini usman)Masalah adalah penyimpanagan antara yang diharapkan dengan kejadian atau kenyataan dan dapat diselesaikan (Iqbal hasan)

  1. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam latar belakang masalah kita harus menceritakan mengapa kita memilih masalah penelitian yang demikian sesuai dengan apa yang sudah kita ketahui tentangnya serta sesuatu yang melandasinya atau melatarbelakanginya.   

  1. IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam konstelasi yang bersufat situsional inilah kita dapat mengidentifikasi objek yang menjadi masalah. Identifikasi masalah adalah suatu tahap permulaan dalam penguasaan masalahdimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah.Identifikasi masalah bertujuan agar kita maupun pembaca mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian. Dalam prakteknya kita sering menghadapi kesulitan dalam mengidentifikasi masalah. Hal ini disebabkan karena dua kemiskinan yang kita miliki selama ini yaitu kemiskinan material (menyangkut apa yang akan menjadi masalah) dan kemiskinan metodologis (menyangkut bagaimana menyelesaikan masalah). Suatu masalah penelitian yang baik seharusnya memenuhi criteria sebagai berikut:

    1. Menanyakan hubungan dua variable atau lebih
    2. Spesifik dan jelas
    3. Dapat diuji secara empiris
    4. Tidak menyangkut masalah moral atau etika
    5. Berorientasi pada suatu teorei tertentu
  1. CIRI-CIRI MASALAH PENELITIAN

Ciri masalah penelitian menurut Kerlinger

    1. Harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variable atau lebih.
    2. Harus dinyatakan  secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan.
    3. Masalah dan pertanyaan harus dirumuskan dengan cara tertentu yang menyuratkan adanya kemungkinan pengujian empiris.

Ciri masalah peneliyian menurut Nazira.      Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian.a)     Masalah yang harus mempunyai keaslian dalam hal ini  harus up to date dan baru serta mempunyai nilai ilmiah.b)    Masalah harus menyatakan suatu hubungan. c)     Masalah harus merupakan hal yang penting.d)     Masalah harus dapat diuji denagn perelakuan-perlakuan serta data dan fasilitas yang ada.e)     Masalah harus dapat dinyatkan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak membingungkan.  b.     Masalah yang dipilih harus mempunyai fasilitas a)     Data dan metode untuk memecahkan masalah harus jelas. b)    Biaya untuk memecahkan masalah secara relative harus dalam batas-batas kemampuan. c)     Waktu untuk memecahkan masalah harus wajar. d)     Biaya dan hasil minimal harus seimbang.e)     Administrasi dan sponsor harus kuat.f)     Tidak bertentnagn dengan hokum dan adat.c.      Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti.a)     Menarik bagi penelitiDalam hal ini menarik keingina tahuan peneliti dan memberi harapan untuk menemukan  jawaban ataupun menemukan masalah lain yang lebih penting dan lebih menarik. b)    Cocok dengna kualifikasi penelitiDalam hal ini masalah yang harus dipecahkan sesuai dengan derajat keilmiahan yang dipunyai penelitiatau minimal cocok dengan bidan kemampuannya.

  1. SEBAB-SEBAB TIMBULNYA MASALAH

a.      Adanya tantangan.b.     Adanya kesangsian atau kebingunagn kita terhadap suatu hal ayau fenomenac.      Adanaya factor ambiguitas yang menimnulkan arati lebih dari satud.      Adanya halanagan atau rintanagane.      Adanya celah baik antarkegiatan atau antar fenomena baik yang telah ada maupun yang akan ada.

  1. SUMBER MASALAH PENELITIAN

a.      Kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal-hal tertentu atau didorong rasa ingin tahu atau untuk meningkatkan hasil kerja.b.     Buku-buku ataupun berbagai surat kabar.c.      Hasil pemberiab orang lain atau pihak lain.d.      Diri sendiri yang didorong oleh kebutuhan memperoleh jawaban.
Sumber-sumber masalah penelitian menurut Nazira.      Pengamatan terhadap kegiatan manusia.b.     Pengamatan terhadap alam sekeliling.c.      Bacaand.      Ulanagn serta perluasan penelitian.e.      Cabang studi yang sedang dikembangkan.f.      Pengalaman dan catatan pribadi.g.      Praktek serta keinginan masyarakat.h.      Bidang spesialisasi.i.        Pelajaran dan mata pelajaran yang sedang diikuti.j.       Analosis bidang pengetahuan.k.      Diskusi-diskusi ilmiah.l.        Perasaan intusi.

  1. JENIS MASALAH PENELTIAN

a.      Permasalahan status dan diskripsi fenomena socialSehubungan denagn jenis permasalahn ini, terjadilah penelitian deskriptif dan penelitian histories.b.     Permasalahan komparasiMereupakan permasalahan untuk membandingkan dua fenimena atau lebih. Dalam penelitian masalah ini, peneliti berusaha mencari persamaan dan perbedaan fenomena, selanjutnya mencari arti atau menfaat dari persamaan dan perbedaan yang ada. c.      Permasalahn korelasiMerupakan permasalahan untuk mencarai hubungan antar dua atau lebih fenomena. Terdapat du macam jenis permasalahan korelasi:a)     Korelasi sejajar, misalnya korelasi antara kemampuan belajar dan kesetiaan ingatan.b)    Korelasi sebab akibat, misalnya korelasi antara kemampuan membaca berita denagan pelatuhan.

  1. KERANGKA MASALAH PENELITIAN

a.      Penelitian dampak socialPada penelitian ini, masalah diumgkapkan dengan menunjukan masalah social yang sedang terjadi, yang memerlukan perhatian, penafsiran, dan penyelesaian.b.     Penelitian teoritisPada penelitian ini, masalah merujuk pada suatu teori atau salah satu aspek teori yang tidak lagi memuaskan kita. Masalah dimyatkan dengan hokum-hukum sosialyang menjelaskam hubungan diantara berbagai gejala social.c.      Penelitian historiesPada penelitian ini, pernyataan masalah adalah mengungkapkan peristiwa tetentu yang membangkitkan minat kita. Peristiwa haruslah mengandung makna dan dapat menjelaskan kerangka teoritis tertentu.d.      Penelitian evaluasiPada penelitian ini, masalah menjelaskan apa yang akan dievaluasi dan mengapa evaluasi itu penting untuk pengambilan keputuisan. e.      Penelitian khususPada penelitian ini, yang tidak mengikuti pola penelitian konvensional, masalah mengungkapkan suatu proses. Menjelaskannya dan menunjukan maknanya bagi ilmu masyarakat atau kemanusiaan.

  1. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah adalah usaah untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saj yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahanya.Rumusan masalah merupakan penjabarab dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Atau denagn kata lain rumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah.Adapun tujuan dari rumusan masalah adalah untuk memusatkan pikiran serta mengarahkan cara berfikir kita. Perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah dari pertanyaan.

  1. CARA MEMBUAT RUMUSAN MASALAH

a.      Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.b.     Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat.c.      Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.d.      Rumusan masalah harus merupakn dasar dalam membuat hipotesis.
Adapun hal yang perlu diperhatikan dalamm membuat rumusan masalah  adalah sebagai berikut:a.      Rumusan masalah sebaiknya tidak dibuat dari masalah yang berkaitan tentang etika atau moral.b.     Hindarkan rumusan masalah yang masalahnya bersangkutan dengan metodologi penelitian.

  1. TUJUAN RUMUSAN MASALAH

a.      Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang.b.     Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal baru.c.      Meletakan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya.d.      Memenuhi keinginan social.e.      Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.

  1. JENIS RUMUSAN MASALAH

a.      DeskriptifMisalnya:·         Berapa persen tingkat disiplin kerja karyawan di perusahaan “MAJU”?·         Seberapa jauh efektivitas waskat di perusahaan “MAJU”?b.     KomparatifMisalnya:·         Bagaimana perbedaan disiplin kerja PNS di departemen S dan departemen T?·         Apakah terdapat perbedaan disiplin kerja yang signifikan antara wanita dan pria di departemen S?c.      AsosiatifMisalnya:·         apakah terdapat hubunagn antara waskat denagn disiplin kerja?·         Bagaimana hubunagn antara waskat dengan efisiensi kerja?

  1. PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan-batasan dari masalah penelitian yan akan diteliti. Batasan masalah dibuat dengan tujuan agar kita dapat mengetahui factor-faktor mana saja yang termasuk ruang limgkup masalah penelitian.Pemilihan batasan masalah yang hendak diteliti haruslah didasarkan pada alasan-alasan yang tepat, baikalasan teoritis maupun praktis. Alasan-alasan itu boleh saj bersifat proyektif atau berorientasi ke masa depan. Denagn alasan- alasan yang tepat tersebut, tujuan-tujuan penelitian dapat dirumuskan dengan tepat pula.Sebelu menentukan batasan masalah peneliti hendaknya memperhatukan hal-hal berikut:a)     Masalah yang dibatasi hendaklah masih dalam kemampuan peneliti (manageable)b)    Masalah yang dibatasi hendaklah dapat diuji berdasarkan data-data yang mudah diperoleh dilapangan (obtainable)c)     Masalah yang dibatasai hendaklah cukup penting untuk diselidiki baik secara teoritis maupun praktis (significance)d)     Masalah yang dibatasi hendaklah cukup menarik minat peneliti khususnya dan pihak lain umumnya (interested)

  1. KESALAHN UMUM DALAM PEMBUATAN RUMUSAN MASALAH

a.      Berusaha mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang dengan harapan sesuatu akan dapat timbul dari analisis.b.     Mereumuskan tujuan secara mengambang atau terlalu umum, sehingga kesimpulannya bersifat umum pula. Akibatnya tujuan kurang berpusat.c.      Melaksanakan penelitian tanpa mengadakan kajian pustaka terhadap penelitian-peneltian lainya yang relevan.d.      Melaksankan penelitian tanpa landasan teori yang mapan untuk memberikan kesempatan membandingkan hasilnya dan mengevaluasi kesimpulannya.e.      Dalam merumuskan hipotesis tidak mengkaji secara tuntas adanya kemingkinan hipotesis tandingan yang dapat menjaga intepretasi atau kesimpulan penelitian.f.      Tidak menyadari kekurangan-kekurangan metodologi penelitian uang digunakan yang membatasi penafsiran kesimpulan-kesimpulan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Hasan, iqbal, 2002. pokok-pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya : Jakarta. Ghalia Indonesia.
Usman, husaini. 1995. Metode Penelitian Sosial : Bandung. Bumi aksara.

KEPEMIMPINAN MENURUT TEORI SIFAT

Latar BelakangTeori sifat bertolak dari dasar pemikiran bahwa, keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki oleh pemimpin itu. Sifat-sifat tersebut dapat berupa sifat fisik, dan dapat pula sifat psikologis. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud  ialah kualitas seseorang dengan berbagai macam sifat-sifat, perangi atau cirri-ciri didalamnya.

Teori KepemimpinanTeori Kepempinan adalah  penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang histories, sebab musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan.
Sebab Musabab Munculnya pemimpinTiga teori yang menonjol dalam menjelaskan kemunculan pemimpin adalah:

  • Teori genetic menyatakan bahwa pemimpin itu tidak dibuat  tetapi lahir oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahir.
  • Teori social menyatakan bahwa pemimpin tidak terlahirkan begitu saja  akan tetapi harus disiapkan,dididik, dan disiapkan.
  • Teori ekologis atau sistesis menyatakan bahwa seorang akan sukses jadi pemimpin bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat itu sempat dikembangkan melaliu pengalaman dan usaha pendidikan juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.

Tipe dan gaya PemimpinPemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik khas, sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang membedakan dirinya dengan orang lain.W.J Reddin dalam artikelnya What kind of Manager menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar, yaitu:- Berorientasi tugas (task orientation),- Berorientasi hubungan kerja (relationship orientation),- Berorientasi hasil yang efektif (effecivess orientation).
Berdasarkan penonjolan  ketiga orientasi tersebut dapat ditentukan delapan tipe kepemimpinan. Yaitu :

  1. Tipe deserter(pembelot)

Sifatnya : bermoral rendah, tanpa pengabdian, tanpa loyalitas dan sukar diramalkan.

  1. Tipe birokrat

Sifatnya : correct, kaku, patuh pada peraturan dan norma-norma, ia adalah manusia organisasi yang tepat, cermat, berdisiplin dank eras.

  1. Tipe misionaris

Sifatnya : terbuka, penolong, lembut hati, ramah-tamah

  1. Tipe developer(pembangun)

Sifatnya : kreatif, dinamis, inovatif, menaruh kepercayaan pada bawahan.

  1. Tipe otokrat

Sifatnya : keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, sombong

  1. Benevolent autocrat(otokrat yang bijak)

Sifatnya : lancar, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa keterlibatan diri

  1. Tipe compromiser(kompromis)

Sifatnya : plinat-plinut, selalu mengikuti angina tanpa pendirian, tidak mempunyai keputusan, berpandangan pendek dan sempit.

  1. tipe eksekutif.

Sifatnya ; Bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang baik, berpandangan jauh, tekun.
Syarat-Syarat Kepemimpinana.       Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemipin guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.b.      Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin, bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.c.       Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan/ketrampilan teknis maupun social, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.
Dari beberapa definisi yang dikemukakn itu dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran tertentu.
Sifat-Sifat PemimpinOrdway Tead dalam tulisanya mengemukakan 10 sifat pemimpin yaitu :

  1. Energi jasmaniah dan mental yaitu mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan atau tenaga yang istimewa yang tampaknya seperti tidak akan pernah habis.
  2. Kesabaran akan tujuan dan arah yaitu memiliki keyakinan yang teguh akan kebeneran dan kegunaan dari semua perilaku yang dikerjakan , dia tahu persis kemana arah yang akan ditujunya , serta pasti memberikan kemanfaatan bagi diri sendiri maupun bagi kelompok yang dipimpinnya.
  3. Antusiasme yaitu bahwa pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai itu harus sehat, berarti, bernilai, memberikan harapan-harapan yang menyenangkan, memberikan sukses, dan menimbulkan semangat serta esprit de corps.
  4. Keramahan dan kecintaan yaitu bahwa effection itu berarti kesayangan, kasih saying, cinta, simpati yang tulus, disertai kesediaan berkorban bagi pribadi-pribadi yang disayangi.
  5. Intregitas yaitu bahwa pemimpin itu harus bersifat terbuka, merasa utuh bersatu, sejiwa, dan seperasaan dengan anak buahnya bahkan merasa senasib dan sepenanggungan dalam satu perjuangan yang sama.
  6. Penguasaan teknis yaitu bahwa setiap pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kemahiran teknis tertentu agar dia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin kelompoknya.
  7. Ketegasan dalam mengambil keputusan yaitu bahwa pimpinan yang berhasil itu pasti dapat mengambil keputusan secara tepat, tegas dan cepat, sebgai hasil dari kearifan dan pengalamannya.
  8. Kecerdasan yaitu bahwa kecerdasan yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin itu merupakan kemampuan untuk melihat memahami dengan baik, mengerti sebab dan akibat kejadian, menemukan hal-hal yang krusial dan cepat menemukan cara penyelesainnya dalam waktu singkat.
  9. Ketrampilan mengajar yaitu bahwa pemimpin yang baik itu adalah seorang guru pula, yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan, mendorong(memotivir), dan menggerakkan anak buahnya untuk berbuat sesuatu.
  10. Kepercayaan yaitu bahwa keberhasilan pemimpin itu pada umumnya selalu didukung oleh kepercayaan anak buahnya. Yaitu kepercayaan bahwa para anggota pasti dipimpin dengan baik, dipengaruhi secara positif dan diarahkan pada sasaran-sasaran yang benar.

Beberapa Kelemahan Teori SifatBerdasarkan pendapat tokoh-tokoh seperti : Barnard, Ordway Tead, Millet, Stogdill, Davis, G.R. Terry, Ruslan Abdulgani dapat saya simpulkan bahwa didalam perkembangan teori sifat ini disamping mengalami tantangan dan reaksi dari berbagai pihak, didalam prakteknya memang ada kelemahan-kelemahan yang sulit untuk dipraktekkan. Berbagai kelemahan teori sifat tersebut ialah :

  1. Diantara para pendukungnya sendiri tidak ada kesepakatan mengenai sifat-sifat pemimpin tersebut sehingga timbul berbagai pendapat diantara pendukung-pendukung teori tersebut.
  2. Tidak selalu ada relevensi antara sifat-sifat yang dianggap tersebut dengan efektivitas kepemimpinan.
  3. Terlalu sulit untuk menentukan dan mengukur masing-masing sifat yang sangat berbeda-beda satu daripada yang lain.
  4. Situasi dan kondisi tertentu dimana kepemimpinan dilaksanakan memerlukan sifat-sifat pemimpin tertentu pula.
  5. Teori sifat terlalu bersifat deskriptif, tidak memberikan analisis bagaimana sifat-sifat itu kaitannya dengan keberhasilan seorang pemimpin.

Kesimpulan Atas dasar kelemahan-kelemahan tersebut diatas, sementara timbul anggapan bahwa teori sifat, merupakan teori kepemimpinan yang sudah kuno, sebab sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan. Tetapi apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalam berbagai rumusan mengenai sifat, ciri atau perangai pemimpin tersebut, teori sifat justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan atau panutan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Dalam kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan setiap pemimpin dalam kehidupan organisasi, ditampilkan sebagai tokoh panutan atau tokoh yang selalu diteldani oleh bawahannya.
  2. Sebagai tokoh panutan yaitu tokoh yang diikuti dan dituruti segala perilaku da perbuatannya harus selalu memberikan contoh-contoh positif terhadap bawahannya.
  3. Contoh-contoh tersebut ialah sifat-sifat, perangai yang perlu dimiliki oleh pemimpin yang dapat dirasakan dan dilihat oleh bawahannya.
  4. Agar sifat-sifat tersebut dapat dianut maka sifat-sifat tersebut harus memiliki kelebihan-kelebihan daripada sifat-sifat yang ada pada bawahannya atau sifat-sifat yang diunggulkan yang mampu memberikan dorongan dan inspirasi kepada bawahan.
  5. Kesimpulannya, kepemimpinan yang menganut prinsip keteladanan akan berhasil melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya apabila prinsip-prinsip teori sifat dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Garis besarnya ada dua cara penyajian data yang sering kali dipakai ialah tabel atau daftar dan garis atau diagram.
Macam – macam daftar yang dikenal :

  • Daftar baris kolom
  • Daftar kontingensi
  • Daftar distribusi frekuensi

Sedangkan diagram yang akan diuraikan di sini ialah :

  • Diagram batang
  • Diagram garis
  • Diagram lambang atau diagram simbul
  • Diagram pastel atau diagram lingkaran
  • Diagram peta atau kartogram
  • Diagram pencar atau diagram titik

Kegunaan daftarv     Daftar baris dan kolom digunakan apabila data yang disajikan berupa naskah dan banyak lagi penafsiran yang dibuat.v     Dartar kontingensi digunakan apabila apabila klasifikasi data yang dibuat banyak maksudnya dalam satu tabel terdapat banyak data .v     Daftar distribusi frekuensi digunakan apabila data tersebut menggunakan pengertian , adanya istilah yang ada di dalamnya, cara pembuatannya , penafsirannya . Ada istilah – istilah yang harus diperhatikan sebelum membuat daftar distributive : array ,data yang tidak terkelompok . dan data terkelompok.

Kegunaan diagramDiagram batang digunakan apabila data yang variabelnya berbentuk kategori atau atribut yang sangat tepat disajikan dalam bentuk diagram batang , untuk menggambar diagram batang digunakan sumbu datar dan sumbu tegak yang berpotong tegak lurus . Sumbu datar dibagi dibagi menjadi beberapa skala yang sama : demikian jugasumbu tegaknya . Kalau diagram dibuat tegak , maka sumbu datar dipakai untuk menyatakan atribut atau waktu. Kuantum atau nilai data digambar pada sumbu tegak. Diagram garis digunakan untuk menggambarkan keadaan terus atau berkesinambungan , misalkan saja menghitung keungan dari perbulan atau juga pertahun , kenaikan penduduk dalam setiap tahunnya , dan lain –lain. Sumbu darat menyatakan waktu sedangkan sumbu tegaknya melukiskan kuantum data tiap waktu.
Diagram pastel yang paling awal dibuat diagram lingkaran , lalu dibagi – bagi menjadi beberapa sektor . Tiap sektor melukiskan kategori data yang lebih dahulu diubah kedalam derajat . Diagram lingkaran ini sering digunakan untuk melukiskas data atribut.Diagram lambang sering digunakan untuk mendapatgambaran kasar sesuatu hal sebagai alat visual bagi orang yang awam , agar diagram tersebut bisa menarik perhatian yang melihat yang menjadikan orang tersebut mengerti apa yang dilihat dalam menafsirkan diagram lambang .
Diagram peta di namakan juga kartogram . Dalam pembuatannaya digunakan peta geografis tempat yang terjadi .Dengan demikian diagram ini melukiskan keadaan dihubungkan dengan tempat kejadiannya , disitu antara lain terdapat daerah atau juga pulau atau juga bisa melihat penduduk dalam daerah tersebut.
Diagram pencar digunakan untuk kumpulan data yang terdiri atas dua variabel dengan nilai kuantitatif , diagra dapat dibuat sumbu koordinat dan gambaryang merupakan kumpulan titik – titik yang terpencar.

CARA –CARA YANG DAPAT DIPAKAIDistributif frekuensi relatif dan kumulatif dalam daftar diatas frekuensi yang disajikan dengan banyak data jadi dalam bentuk absolut. Jika frekuensi dinyatakan dalam persen ,maka diperoleh daftar distribusi frekuensi relatif . Daftar distributif kumulatif dapat dibentuk dari daftar distribusi frekuensi biasa dengan jalan menjumlakan frekuensi demi frekuensi.
Histogram dan poligon frekuensi Untuk menyajikan dxata yang disusun dalam daftar distribusi frekuensi menjadi diagram batang , seperti biasa dipakai sumbu mendatar untuk menyatakan kelas interfal . Yang dituliskan pada sumbu datar adalah batas – batas kelas interfal. Sekarang tengah tengah tiap sis atas yang berdekatan kita dekatkan atau kita hubungkan dan sisi terakhir dihubungkan dengan setengah jarak kelas interfal pada sumbu datar , selain itu tinggi diagram tiap kalas harus disesuaikan karena tidak sama .

Model populasi semua data dalam populasi dapat dikumpulkan lalu dibuat daftar distribusi frekuensinya dan akhirnya digambar kurfa frekuensinya , maka kurva ini menjelaskan sifat atau kateristik populasinya , bisa juga menjelaskan ciri- ciri populasinya . Dalam praktek , model populasi ini biasanya bisa diperoleh dari sampel representatif yang diambil dari populasi itu .

Garis besarnya ada dua cara penyajian data yang sering kali dipakai ialah tabel atau daftar dan garis atau diagram.
Macam – macam daftar yang dikenal :

  • Daftar baris kolom
  • Daftar kontingensi
  • Daftar distribusi frekuensi

Sedangkan diagram yang akan diuraikan di sini ialah :

  • Diagram batang
  • Diagram garis
  • Diagram lambang atau diagram simbul
  • Diagram pastel atau diagram lingkaran
  • Diagram peta atau kartogram
  • Diagram pencar atau diagram titik

Kegunaan daftarv     Daftar baris dan kolom digunakan apabila data yang disajikan berupa naskah dan banyak lagi penafsiran yang dibuat.v     Dartar kontingensi digunakan apabila apabila klasifikasi data yang dibuat banyak maksudnya dalam satu tabel terdapat banyak data .v     Daftar distribusi frekuensi digunakan apabila data tersebut menggunakan pengertian , adanya istilah yang ada di dalamnya, cara pembuatannya , penafsirannya . Ada istilah – istilah yang harus diperhatikan sebelum membuat daftar distributive : array ,data yang tidak terkelompok . dan data terkelompok.

Kegunaan diagramDiagram batang digunakan apabila data yang variabelnya berbentuk kategori atau atribut yang sangat tepat disajikan dalam bentuk diagram batang , untuk menggambar diagram batang digunakan sumbu datar dan sumbu tegak yang berpotong tegak lurus . Sumbu datar dibagi dibagi menjadi beberapa skala yang sama : demikian jugasumbu tegaknya . Kalau diagram dibuat tegak , maka sumbu datar dipakai untuk menyatakan atribut atau waktu. Kuantum atau nilai data digambar pada sumbu tegak. Diagram garis digunakan untuk menggambarkan keadaan terus atau berkesinambungan , misalkan saja menghitung keungan dari perbulan atau juga pertahun , kenaikan penduduk dalam setiap tahunnya , dan lain –lain. Sumbu darat menyatakan waktu sedangkan sumbu tegaknya melukiskan kuantum data tiap waktu.
Diagram pastel yang paling awal dibuat diagram lingkaran , lalu dibagi – bagi menjadi beberapa sektor . Tiap sektor melukiskan kategori data yang lebih dahulu diubah kedalam derajat . Diagram lingkaran ini sering digunakan untuk melukiskas data atribut.Diagram lambang sering digunakan untuk mendapatgambaran kasar sesuatu hal sebagai alat visual bagi orang yang awam , agar diagram tersebut bisa menarik perhatian yang melihat yang menjadikan orang tersebut mengerti apa yang dilihat dalam menafsirkan diagram lambang .
Diagram peta di namakan juga kartogram . Dalam pembuatannaya digunakan peta geografis tempat yang terjadi .Dengan demikian diagram ini melukiskan keadaan dihubungkan dengan tempat kejadiannya , disitu antara lain terdapat daerah atau juga pulau atau juga bisa melihat penduduk dalam daerah tersebut.
Diagram pencar digunakan untuk kumpulan data yang terdiri atas dua variabel dengan nilai kuantitatif , diagra dapat dibuat sumbu koordinat dan gambaryang merupakan kumpulan titik – titik yang terpencar.

CARA –CARA YANG DAPAT DIPAKAIDistributif frekuensi relatif dan kumulatif dalam daftar diatas frekuensi yang disajikan dengan banyak data jadi dalam bentuk absolut. Jika frekuensi dinyatakan dalam persen ,maka diperoleh daftar distribusi frekuensi relatif . Daftar distributif kumulatif dapat dibentuk dari daftar distribusi frekuensi biasa dengan jalan menjumlakan frekuensi demi frekuensi.
Histogram dan poligon frekuensi Untuk menyajikan dxata yang disusun dalam daftar distribusi frekuensi menjadi diagram batang , seperti biasa dipakai sumbu mendatar untuk menyatakan kelas interfal . Yang dituliskan pada sumbu datar adalah batas – batas kelas interfal. Sekarang tengah tengah tiap sis atas yang berdekatan kita dekatkan atau kita hubungkan dan sisi terakhir dihubungkan dengan setengah jarak kelas interfal pada sumbu datar , selain itu tinggi diagram tiap kalas harus disesuaikan karena tidak sama .

Model populasi semua data dalam populasi dapat dikumpulkan lalu dibuat daftar distribusi frekuensinya dan akhirnya digambar kurfa frekuensinya , maka kurva ini menjelaskan sifat atau kateristik populasinya , bisa juga menjelaskan ciri- ciri populasinya . Dalam praktek , model populasi ini biasanya bisa diperoleh dari sampel representatif yang diambil dari populasi itu .

DAFTAR PUSTAKA

  • Sudjana , Metode Statistika Bandung: Tarsito, 1982
  • Prof. Dr.H. Agus Irianto,Statistik konsep dasar & Aplikasinya .Jakarta ,Kreasindo,2006
  • Drs.I.B.Netra.Statistik Inferansial. Surabaya, Usaha Nasional: 1974
  • H.Nar . Statistik Dasar .Jakarta . Universitas terbuka : 2007
  • Fauzy Akhmad. Statistik Industri . Jogjakarta ,UUI Jogjakarta: 2001